Posts

Showing posts from August, 2018

Missionaris ERNST WILHELM FEIGE di TANAH DAYAK MAANYAN I pada tahun 1875 – 1901

Image
AAA – Pada tanggal 25 Juni 2018 di Tamiang Layang di lakukan pembongkaran dan pemindahan makam seorang Missionaris ERNST WILHELM FEIGE atau yang biasa di panggil ( Tuan Tije ). ERNST WILHELM FEIGE Dalam Pemindahan makam ini juga kami dari Tim Perjalanan di Tanah Dayak ikut berpartisipasi dalam mendokumentasikan kegiatan pemindahan makam Klik disini untuk menonton videonya !!! atau klik https://www.youtube.com/watch?v=p9w9n10uWqU Pada tahun 1875 Ernst Wilhelm Feige  menginjakan kakinya pertama kali di tanah Borneo Kota Banjarmasin, mulai berkarya dan menjadi penginjil di Tamiang Layang hingga meninggal di Tamiang Layang Pada tanggal 9 Juli 1901. Menurut informasi beliau meninggal di desa pangelak(upau) tetapi dimakamkan di Tamiang Layang pada tanggal 9 Juli 1901 dan masih menurut informasi disebelah makam beliau dimakamkan juga jasad anaknya. lalu pada tahun 90an dilakukan pembaturan makam oleh masyarakat. ERNST WILHELM FEIGE merupakan bukti sejarah penyebaran Kristen di Tanah Dayak

Dance Tradisional Dayak Maanyan

Image
View kegiatan latihan rutin sanggar Kupang baru di kabupaten Barito Timur

Download lagu Bahasa Dayak Maanyan - Ineh andri Amah (cpt. Dodi Andreas)

Image
Judul : Ineh andri Amah Cipta : Dodi Andreas link 1 download link 2 download link 3 download Lirik Lagu Ineh andri Amah (cpt. Dodi Andreas) Oh ineh andri amah Terima kasih ku ma naun Daya hante cinta naun nadap aku Tawuh tawuh itungku Tawuk aku ia sadi Eaw eteh, eaw kalelu naun Ta’ati aku haut Tulak ma tumpuk ulun Mitah rintangan beban pamelum Amun aku kaitung Doa ineh ma aku Ekat tau metak riu mateku Reff: Ineh andri amah tu’u dedeh ahengku Mitah doa naun malelu welum ku Aku hang tumpuk ulun Naun hang tumpuk yari Ekat mitah riwut aku ngirim lengan Kude tatap itungku Andri janyi ku sadi Amunku mudi ngenei bureh rajaki dodi andreas

LENGAN AGUNG BALAI IJAME MURUTUWU

Image
LENGAN AGUNG BALAI IJAME MURUTUWU Ritual IJAME adalah suatu kepercayaan suku Dayak Maanyan sub Paju Epat yang baragama Kaharingan. Ritual ini merupakan suatu prosesi penghantaran roh orang yang sudah meninggal menuju Tumpuk Datu Tunyung (Sorga).  Di butuhkan waktu 9 hari agar roh orang yang sudah meninggal benar-benar bisa pulang ke Sorga atau yang disebut Tumpuk Datu Tunyung. . #perjalanan ditanahdayak Tentang ritual ijame : Ritual ‘IJAME’ Dayak Maanyan Paju Epat http://sangkaicity.blogspot.com/2017/... Upacara Kematian dalam Suku Dayak Maanyan http://sangkaicity.blogspot.com/2016/...

Sekolah Polisi Negara (SPN) Tjilik Riwut

Image
AAA – Sekolah Polisi Negara dalam bahasa Indonesia dapat di artikan sebagai “ Lembaga bagi anggota badan pemerintahan yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum dalam hal ini Polisi Negara Republik Indonesia”.  di Provinsi Kalimantan Tengah terdapat juga  Sekolah Polisi Negara ini yang bernama “ Sekolah Polisi Negara Tjilik Riwut ” atau SPN TJILIK RIWUT . akademi polisi negara tjilik riwut Sekolah Polisi Negara Tjilik Riwut ini terletak di Bukit Rawi, kec. Kahayan Tengah, kab. Pulang Pisau dan dapat di tempuh sekitar 30 menit dari Kota Palangka Raya. SPN Tjilik Riwut memiliki tanggung jawab untuk melahirkan polisi-polisi yang profesional, produktif, dan berkualitas, hal ini memerlukan penanganan yang profesional, dan ini tidak terlep as dari orang-orang yang mengelola secara teroganisir SPN adalah Sekolah Polisi Negara dimana kita akan di didik selama beberapa Bulan yang telah ditentukan dimasing2 Polda di Indonesia. Disinilah Bumi Kandung para calon penerus Polri di didik

Nyai Undang dari Kuta Bataguh

Image
AAA – Alkisah Temanggung Sempung sudah mengambil Nyai Nunjang menjadi istrinya dan di anugerahi seorang putri yang diberi nama Nyai Undang , seorang putri yang sangat cantik parasnya, seperti dewi turun dari kayangan. Maka Temanggung Sempung bermaksud akan mengambil Sangalang anaknya Mereng cucu dari Karangkang menjadi menantunya. Maka tersiarlah kabar dimana-mana akan kecantikan Nyai Undang itu, dan berita itu pun sampailah kepada Raja Laut namanya Sawang. Maka datanglah Raja Sawang dengan balatentaranya, dengan maksud untuk mengawini Nyai Undang tersebut. Dan dia berjanji dengan semua balatentaranya, jika maksudnya untuk mengawini Nyai Undang itu tidak diterima, maka dia akan mengumumkan perang dengan kota Pulau Kupang itu. Singkat cerita, dengan di iringi tempik sorak dan teriakan dari para pengiringnya, maka sampailah Raja Sawang di istana Nyai Undang tersebut. Tetapi malang akan tiba, waktu Raja Sawang akan melangkahkan kaki nya diatas Kayu- Nyilu dipintu gerbang istana, maka

SANAMAN MANTIKEI

Image
AAA - Dahulu kala di dusun Kaleka Nusa Kuluk Riam Habambang, sebelah kiri mudik sungai Samba, hiduplah satu keluarga petani. Petani itu mempunyai seorang anak laki-laki bernama Tinjau. Pada suatu hari Tinjau pergi untuk mengantarkan makanan kepada ibu bapaknya di lading. Di tengah jalan, sekonyong-konyong Tinjau melihat seorang yang mirip ayahnya. Orang itu lalu mengajaknya berjalan ke suatu arah. Tinjau menurut saja, karena dirasanya tak salah mengikuti ayahnya sendiri. Mereka berdua berjalan terus hingga tiba pada sebuah jalan yang lebar dan bersih. Akhirnya sampai di sebuah betang (rumah panjang tradisional suku Dayak). Di dalamnya banyak orang berkumpul. Mereka lalu naik ke dalam betang itu. Seorang tetua dari sekalian itu berkata kepada orang yang mirip ayah Tinjau : “Dari mana kau dapat anak manusia ini ? Bagaimana kalau diketahuinya rahasia pekerjaan kita ini tak boleh dilihat mahluk lain, apalagi manusia.” “ Anak ini kutemukan di ujung jalan rumahku, sebelum mencapai jalan des

Cerita Rakyat Kalimantan : Raja Hantuen (Sepang Simin, Gunung Mas, Kalimantan Tengah)

Image
AAA – Cerita rakyat Hantuen ini berasal dari Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah. Hantuen menurut masyarakat Kalimantan Tengah adalah hantu jadi-jadian. Cerita ini menceritakan tentang pernikahan yang terjadi antara Tapih seorang gadis yang cantik jelita dan Antang Taung seorang pemuda yang tampan yang sebenarnya merupakan jelmaan dari binatang landak. Masyarakat Kalimantan Tengah mempercayai, orang yang mempunyai darah hanteun akan memiliki kemampuan gaib untuk mengubah diri menjadi hantu jadi - jadian yang disebut hantuen. Pada siang hari mereka menjadi manusia biasa, tetapi pada malam hari mereka akan mengubah dirinya menjadi hantu tanpa tubuh yang kegemaranya menghisap darah anak yang baru lahir serta darah ibu anak itu. Kabarnya, semua itu dilakukan diluar keinginanya. Namun, menurut kepercayaan masyarakat setempat, orang hantuen yang asli sudah tidak ada. Yang ada hanyalah keturunannya yang sudah kimpoi dengan manusia biasa. Cerita rakyat ini oleh p

Kecapi Kalimantan, Musik Tradisional Suku Dayak

Image
AAA – Kecapi adalah salah satu alat musik tradisional yang ada di Kalimantan yang biasa digunakan oleh masyarakat suku Dayak.  Kecapi adalah alat musik petik dengan memiliki senar dua atau lebih. Kacapi adalah alat musik petik yang termasuk dalam kelompok instrumen musik Chordofhone, juga disebut dengan istilah Lute. Berbentuk kapal (Boat-shaped plucked Lute) yang tangkai atau pegangan (handle) atau papan penjarian (fingerboard), jembatan (bridge), dan kaki, adalah berasal dari satu sisi potongan papan kayu, pada bagian resonator ditutup dengan tutup dan diberi lubang, bentuknya sangat bagus dan seringkali memiliki ukiran yang rumit. Kecapi juga dapat digunakan untuk mengiringi dan lagu khas Kalimantan seperti Badeder/Deder (nyanyian pantun), Karungut, Dodoi (nyanyian saat mendayung perahu/sampan/rakit). Kecapi juga digunakan untuk mengiringi tari – tarian suku Dayak dalam acara Perkawinan, atau sebuah pertunjukan dan lain lain. Sedangkan pada jaman dulu Kecapi lebih banyak digunaka

Tumet Leut Siang Lengan Dayak Maanyan (versi Kampung 10)

Image
AAA - Tumet Leut adalah lentunanan nada bahasa Pangunraun Suku Dayak Maanyan, jadi Tumet adalah bahasa dan Leut adalah nada. Tumet Leut menggunakan bahasa dayak maanyan pangunraun Bahasa Pangunraun merupakan Bahasa Dayak Ma’anyan kuno yang dipergunakan pada waktu adanya persaudaraan suku Ma’anyan pertama yang disebut dengan Nansarunai gunung rumung – ipah bawai. Bahasa Ma’anyan Pangunraun sering kita dengar sangat unik dibawakan oleh Mantir-mantir Adat Ma’anyan pada saat Perkawinan Adat Ma’anyan seperti pada saat Natas Banjang dan Turus Tajak. bahasa ini bisa disampaikan melalui riak, ngapanayen paner dan bisa juga menggunakan tumet leut, didalam tujuan penyampaiannya bisa sebagai sindiran, pujian, riwayat silsilah keluarga, pengutaraan maksud kedatangan, dan lain sebagainya. Adapun penutur dari bahasa ini sudah sangat sedikit, dimana penutur ini merupakan orang – orang yang lanjut usia dan harus mempunyai talenta khusus dibidang olah kata. Disamping itu kegiatan kegiatan ritual yang

Cerita Rakyat Kalimantan : LEGENDA BATU BABI DAN ANJING

Image
AAA – Cerita Rakyat Kalimantan : Legenda Batu Babi  dan Anjing adalah cerita yang berasal dari Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia Zaman dahulu kala di bantaran (tepi) danau Sembuluh hiduplah seorang pemburu dengan seekor anjing kesayangannya, yang dengan setia menemaninya pergi ke mana saja.  Di suatu pagi hari yang dingin berembun sementara si pemburu masih enggan beranjak meninggalkan peraduannya, anjingnya malah sudah bangun menanti tuannya. Karena sudah bosan menunggu, si anjing lalu berjalan-jalan mengitari kampung sembari menengok ke kiri dan ke kanan, mencari sesuatu yang dapat dimakan. Setelah berputar-putar sepembawa kakinya berlari sampailah ia ke tepi rimba. Tidak sengaja, si anjing melihat seekor babi hutan yang tampaknya juga sendirian. Karena perutnya terasa sangat lapar, sementara babi hutan itu yang masih muda dan gemuk berada di depan mata, muncullah keinginan untuk memangsanya. Tanpa ada aba- aba si anjing mengendap-endap mendekati dengan tuj

ASAL USUL DAYAK LUANGAN BAWO (LAWANGAN) “REGAN TATAU MATELEDOK LOYANG DANUM”

Image
AAA – IZIN BERCERITA TENTANG  SEDIKIT ASAL USUL KITA DAYAK LUANGAN BAWO (LAWANGAN) " REGAN TATAU MATELEDOK LOYANG DANUM " DAN CERITA INI HIMPUN DARI TETUHA DIKAMPUNG AMPAH Suku Dayak Luangan ( Lawangan ) dulunya tinggal didaerah hulu sungai paser kenilo tepatnya daerah TELAKE ADANG (Lentuung), disana hiduplah budaya seperti belian, cara cara mengayam, membuat parang dan persenjataan dan ukir ukiran. Pada suatu saat mereka didatangi oleh Odang Jawa, atau dengan bahasa lain disebut kaum penjajah. Orang Luangan terus di intervensi supaya mengikuti kemauan mereka Mereka menginginkan orang Luangan untuk tunduk atas perintah mereka dan Odang Jawa tersebut menginginkan orang Luangan untuk masuk agama Islam. Orang Luangan merasa itu tidak sesuai dengan adat tradisi budaya dan kebiasaan mereka merekapun berontak dan melakukan perlawanan. Namun ada sebagian yang menurut dengan Odang Jawa (dikenal dgn istilah ulun Paser) Karena orang Luangan tidak mau menerima itu akhirnya mereka pergi