ASAL USUL DAYAK LUANGAN BAWO (LAWANGAN) “REGAN TATAU MATELEDOK LOYANG DANUM”

AAA – IZIN BERCERITA TENTANG  SEDIKIT ASAL USUL KITA DAYAK LUANGAN BAWO (LAWANGAN)

"REGAN TATAU MATELEDOK LOYANG DANUM" DAN CERITA INI HIMPUN DARI TETUHA DIKAMPUNG AMPAH
Suku Dayak Luangan (Lawangan) dulunya tinggal didaerah hulu sungai paser kenilo tepatnya daerah TELAKE ADANG (Lentuung), disana hiduplah budaya seperti belian, cara cara mengayam, membuat parang dan persenjataan dan ukir ukiran. Pada suatu saat mereka didatangi oleh Odang Jawa, atau dengan bahasa lain disebut kaum penjajah. Orang Luangan terus di intervensi supaya mengikuti kemauan mereka Mereka menginginkan orang Luangan untuk tunduk atas perintah mereka dan Odang Jawa tersebut menginginkan orang Luangan untuk masuk agama Islam. Orang Luangan merasa itu tidak sesuai dengan adat tradisi budaya dan kebiasaan mereka merekapun berontak dan melakukan perlawanan. Namun ada sebagian yang menurut dengan Odang Jawa (dikenal dgn istilah ulun Paser)

Karena orang Luangan tidak mau menerima itu akhirnya mereka pergi dengan membawa segala tradisi belian, dan segapa bentuk ritual, tradisi, adat dan budaya mereka ke daerah TANJUNG RUANG, namun terus dikerjar oleh Odang Jawa, lalu bergeser ke daerah BAWO DATAI LINO (Bawo Berarti Gunung/Perbukitan) disanalah mereka bertahan dan melakukan praktek belian sehingga muncul istilah Belian Bawo (yg artinya belian orang gunung/bukit/udik) setelah berada di BAWO DATAI LINO mereka masih dikepung oleh Odang Jawa yg menginterpensi mereka, lalu mereka pergi menghindar ke BAWO DIA dan melanjutkan segala praktek belian, tradisi, budaya, serta kemampuan berburu dan bercocok tanam, namun berada di tempat itu mereka masih saja dikepung oleh Odang Jawa, dan mereka pun menghindar dan pergi meninggalkan BAWO DIA menuju BAWO KIRING merasa tempat itu kurang aman mereka berpindah ke BAWO KINSO yg masih 1 wilayah dengan bawo kiring (Kiring Bawo Kinso) disana mereka menanam segala jenis buah buahan yg menurut orang tua masih ada sampai sekarang dan pohonnya besar besar.

Setelah cukup lama berada di BAWO KINSO mereka kembali dikejar oleh Odang Jawa yang memaksa mereka untuk mengikuti kemauan Odang Jawa, dan orang Luangan kembali menghindar ke suatu daerah yg dinamakan JAWIT dan disana mereka menemukan Belontang (Patung Dari Kayu Ulin), namun di Jawit mereka merasa tidak cocok untuk meneruskan segala praktek dan tradisi mereka akhirnya mereka pergi lagi ke BOLANG setelah dari bolang mereka berpindah lagi menuju OTANG BAWO SOLAI nah disana terdapat pohon besar tempat lebah membuat sarang dan menghasilkan madu yg di sebut Tonga Taniran yg dahannya ada 3 dan disanalah suku Dayak Luangan itu terbagi.

Dahan pohon Taniran itu terbagi menjadi 3 arah, ada yg menghadap HULU, ada yang menyebrang sungai KARAU dan ada yg menghadap HILIR sungai Karau. disitu timbul perjanjian jika lebah itu menghasilkan madu di dahan sebalah Mata Hari terbit, maka pemilik dahan yg dari hilir dan pemilik dahan seberang sungai Karau tidak boleh mengambil madu itu, dan sebaliknya jika dahan pohon yg menghadap hilir yang dihinggapi Madu, maka bagian pemilik dahan bagian hulu dan pemilik dahan yang seberang sungai karau tidak boleh memanen madu tersebut. adapun pemilik dari Dahan Tersebut adalah :

1. Dahan yg menghadap hulu itu dimiliki oleh orang Luangan DAMBUNG DOROI, MISIM, BENIAN
2. Dahan yg sebelah kanan dan menyeberangi sungai Karau itu milik orang Luangan PATAS, AYOS, MELUNGAI, BINTANG ARA, TEWOYAN SUNGE SETALAR, TEWOYAN SUNGE TIWEI, PUREI BENTIAN, dan BANUAQ.dll
3. Dahan yg menghadap hilir sungai karau itu milik orang Luangan yg sekarang tinggal di Sepanjang sungai Karau dan sekitarnya sampai Ampah.

Setelah itu mereka terpisah dengan membawa budaya, taradisi, adat istiadar dan segala bentuk pemujaan, ada yg bertahan di OTANG BAWO (misim, dambung doroi, benian), ada yg pergi ke daerah Malungai, Patas, Ayos, Montalat, Tiwei, Purei, Benangin) dan ada yg menyusuri sungai Karau.

Orang Luangan (Lawangan) yang menyusuri sungai Karau lalu singgah dan membuat kampung di suatu wilayah yg disebut TANA BAWO (berada di daerah lereng gunung kesali termasuk dalam wilayah desa Sumber Gerunggung kec.Dusun Tengah) disanalah mereka meneruskan Tradisi Belian Bawo, Tradisi Nyuli, Tradisi Tuyo dan Tradisi dan Budaya dan bentuk Pemujaan Lainnya. di TANA BAWO mereka mengangkant seorang pemimpin yg bernama DAMANG NGEYAU maka disana terdapat ori toras yg terbuat dari ulin yg disebut TUKAR DAMANG (tangga pemimpin) dan di TANA BAWO juga tedapat pulau kebun buah buahan yg konon masih ada sampai sekarang.


Pada akhirnya orang dayak Luangan (Lawangan) yg di tana bawo tadi menyebar lagi dan membuat Kampung didaerah sungai Paku,Beto, Kalamus, Pangkan, Kotam (saing pipa, mawani, tamiang, murung bulan dan sekitarnya) dan yang kedaerah sungai karau yaitu Patung, Rodok, Puri, Putai, Ampah, dan orang daerah itulah yg membuat ladang kedaerah hulu dan pada akhirnya berubah menjadi kampung kecil

(inilah gambaran umum sejarah suku dayak luangan bawo dan mengenai nama nama tokoh pendiri kampung akan diceritakan riwayat x tersendiri atas kekurangannya mohon maaf)

Penulis : Rory Demam Swip (fb)
Narasumber : Eben Tube (Pak Awit) dari Ampah, Pak Rimba dari Rodok, Martin (Pak Yanto) dari Ampah

Comments

Popular posts from this blog

Objek Wisata Pemandian “RAWEN” Rawa Wendu Sanggu

Papaken – Buah Khas Kalimantan

Geologi dan Hidrologi di Taman Nasional Sebangau